![]() |
julius jera rema |
"Bastian tiba-tiba memalingkan wajahnya......Apalagi ketika dia melihat Kartika tiba -tiba memasukan tangan kanan ke payudara kirinya sesaat." "Kartika tidak mengenakan BH hanya kaos oblong. Bentuk dadanya terpampang jelas. Bastian melirik ke arah puting payudara yang menampakkan diri."
Hanya dua paragraf dalam "Cinta Sang Pialang, yang bertutur tentang yang "wild", liar, namun tidak jenaka itu. Payudara, itu kata yang benar tetapi kurang tepat untuk "Cinta Sang Pialang." Ini soal diksi. Payudara itu susu. Ia dekat dan pas dengan asosiasi dari penggambaran tentang "kanker payudara" atau "susu ibu".
Agar genial, nakal, mengapa tidak memakai buah dada? Buah dada itu genit, menggemaskan. Sudah pasti, yang membaca dibawa ke imajinasi tentang yang ranum dibalik BH, milik nona-nona seusia Kartika. Saya membayangkan, paragraf "nakal" itu bernarasi,